Pokok - Pokok Ajaran Islam

pokok-pokok-ajaran-islam
Bagi kaum muslimin tentu saja wajib hukumnya mempelajari ajaran agamanya. Sebab dengan belajarlah kita mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan yang baik maka seorang muslim akan dapat melaksanakan agamanya dengan baik dan benar. Pelaksanaan yang baik dan benar akan menghantarkan pada ketaqwaan. Dan taqwa inilah puncak ujung dari predikat muslim yang baik menurut Allah.
Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
 
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Ath Thobari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian –wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya pada Allah, yaitu dengan menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi maksiat. Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” (Tafsir Ath Thobari, 21:386)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,  “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan bukan dilihat dari keturunan kalian” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 169)
 
Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

كرم الدنيا الغنى، وكرم الآخرة التقوى

“Mulianya seseorang di dunia adalah karena kaya. Namun muliany seseorang di akhirat karena takwanya.” Demikian dinukil dalam tafsir Al Baghowi. (Ma’alimut Tanzil, 7: 348)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لَهُ « انْظُرْ فَإِنَّكَ لَيْسَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلاَ أَسْوَدَ إِلاَّ أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad).

Oleh karena itu marilah kita senantasa meningkatkan ilmu pengetahuan agama dengan tujuan beribadah kepada Allah dan mengharap ridhoNya.

Pokok Ajaran Islam

Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan. Hal ini berdasarkan hadits sebagai berikut:

Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.”

Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”

Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak bisa maka sesungguhnya Allah melihat kamu.

Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah ( kiamat ).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan tuannya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.”
(HR. Muslim)

Tentang Iman

Iman adalah bahasa arab yang berarti percaya. Dalam istilah agama Islam  iman adalah percaya atau membenarkan atau meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dengan anggota badan.
Iman merupakan landasan pokok ajaran Islam. Tanpa iman yang kuat perbuatan manusia akan banyak disesatkan oleh hawa nafsu dan syetan. Dengan iman inilah amak baik manusia akan mendapat balasan baik dari Allah di akhirat kelak. Tanpa iman segala amal baik didunia tidak ada artinya di akhirat. Misal orang diluar Islam berbuat baik dengan membantu sesama, membangun kemaslahatan dll, maka amalnya tidak akan diterima jika pada penghujung hidupnya belum beriman dan belum mendapat ampunan oleh Allah.

”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]

”Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”
[Ibrahim:18]

Rukun Iman ada 6:

1. Iman kepada Allah. 
    Artinya kita meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah.
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah. 
    Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah. 
Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Adapun kitab yang menjadi pegangan umat Islam hanyalah Alquran yang merupakan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Sehingga Al quran lah yang wajib kita ikuti ajarannya. ”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Sementara kitab-kitab selain Al quran yang sekarang masih dijadikan pegangan oleh umat lain tidak bisa jadikan landasan mengamalkan agama. Sebab kitab-kitab tersebut sudah mengalami perubahan dari kehendak manusia.
”Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
4. Iman  kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah. 
Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani.
5. Iman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat). 
Kita harus yakin bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka.
6. Iman terhadap Takdir/qadar yang baik atau pun yang buruk. 
Semua yang terjadi dialam ini hakikatnya adalah ketetapan Allah. Manusia hanya menjalani ketetapan yang telah digariskan. Oleh karenanya keimanan ini akan menuntun kita pada sikap berserah diri dan mengikuti petunjuk Allah melalui ajaran Rasul untuk mendapatkan keselamatan hakiki.

Tentang Islam

Islam secara bahasa berarti selamat, damai, pasrah. Didalam Alquran terdapat beberapa arti dari kata islam ini :
  1. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai“. dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).
  2. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).
  3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total kepada Allah. ”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )
  4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci. “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu ' ara:89 )
  5. Islam berasal dari kata "salamun " yang artinya selamat. “Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).
Penegasan kata Islam sebagai nama agama terdapat dalam Alquran :

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم

“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” [Ali Imron: 19]

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron: 85).”

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًاإِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ

“ Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul.”
( HR. Ibnu Majah dalam Sunannya dan Imam Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir )

Rukun Islam ada 5
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
2. Mendirikan Shalat
3. Menunaikan zakat
4. Melaksanakan puasa
5. Berhaji ke Baitullah bagi yang telah mampu

Tentang Ihsan 

Ihsan secara bahasa adalah berbuat baik. Secara pengertian agama ihsan adalah beribadah seolah melihat allah, jika tidak mampu maka yakinlah bahwa Allah melihat kita. Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan prilaku kita selama menjalankan kehidupan ini harus senantiasa dilandasi dengan berbuat baik lahir dan batin. Senantiasa merasa diawasi oleh Allah zat Yang Maha melihat apa yang kita lakukan lahir dan batin, sehingga melahirkan sikap tawadhu’, pasrah, dan berhati-hati dari niat selain kepada Allah. Jika hati terbesit nafsu atau ingin bermaksiyat maka segera mungkin dan sekuat mungkin membenahi niat dan menekan nafsunya. Jika terlanjur berbuat dosa maka segera bertaubat memohon ampunan Allah. Inilah yang kemudian kita kenal dengan khusuk.

Ihsan adalah perbuatan memperbaiki sikap dan prilaku baik yang berhubungan dengan Allah maupun sesama makhluq Allah dengan menjalankan ketetapan syariatNya.

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [Al Baqarah : 83]

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al Baqarah :177]

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
[Al Baqarah : 195]

Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)
 
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
 
Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)
 
Ihasan juga bisa disebut sebagai akhlaq atau adab dalam menjalankan tugas hidup didunia. Dalam perkembangannya ihsan ini menjadi sebuah ajaran khusus dalam dunia Islam dengan istilah tasawuf. Para pelaku ajaran tasawuf disebut sufi. Praktek tasawuf disebut toriqoh yaitu teori atau tata cara menjalankan ibadah mengikuti cara yang dilakukan guru mursidnya. Masing-masing toriqoh memiliki cara sendiri dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Semua bisa diikuti selama masih dalam koridor ajaran syari’at Islam dan memiliki sanad atau mata rantai yang sembung sampai Rasulullah.



Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

0 komentar:

Posting Komentar