KUNDALINI : KENDARAAN MI’ROJ RUHANI

thumbnail-cadangan

Kundalini berasal dari bahasa sansekerta yang berarti gulungan. Kundalini adalah suatu kekuatan yang luar biasa yang dimiliki setiap orang yang letaknya di perineum yaitu diantara anus dan kemaluan . Banyak aliran yoga yang menganggap bahwa untuk memperoleh pencerahan , seseorang harus membangkitkan kundalininya terlebih dahulu .

Dalam agama Islam tidak ada istilah Kundalini, tapi ada beberapa ayat dan hadits yang membahas tulang ekor.

 فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

“Hendaklah manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan? Dia diciptakan dari air memancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dengan tulang dada perempuan” (TQS. At-Thariq [86]: 5-7).

Kata sulbi (sulbi) dapat ayat di atas jika pemahamannya adalah tempat sperma bagi laki-laki, maka kurang tepat. Karena letak sperma di dalam epididimis yang berada di sekitar testis. Ada dua kantong semen tempat menampung sperma sebelum masuk ke uretra. Di tempat saluran sperma bergabung dengan uretra terdapat kelenjar yang disebut kelenjar prostat. Yang membentuk cairan semen yang berfungsi mengaktifkan dan memelihara sperma. [1]

Ayat di atas dipertegas lagi dalam ayat lainnya:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". [Qs.Al A'raf[7]; 172]

Imam Ibnu Katsir ketika menafsiri ayat di atas menyatakan, Allah memberitakan bahwasanya di keluarkannya dari keturunan mereka (manusia) itu dari tulang ekor mereka, kemudian mereka di sumpah untuk bersaksi bahwa Allah adalah sebagai Tuhan Mereka.[2]

Dari ayat diatas ternyata ada hubungannya antara tulang ekor dengan ketuhanan yaitu ketika manusia dia alam Arwah ternyata sudah bersaksi kepada Allah. Oleh karena itu ketika hidup di alam dunia ini manusia harus mencapai kesaksian kembali dalam bentuk Makrifatulah.
Sedangkan dalam hadits antara lain diriwayatkan oleh shohih Muslim yaitu hadits:


.” و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ يَعْنِي الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَأْكُلُهُ التُّرَابُ إِلَّا عَجْبَ الذَّنَبِ مِنْهُ خُلِقَ وَفِيهِ يُرَكَّبُ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Al Mughirah Al Hizami dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Setiap anak cucu Adam dimakan tanah kecuali tulang ekor. Dari situlah ia diciptakan dan dari situlah ia disusun (kembali). (HR. MUSLIM) [3]
Kundalini adalah sebuah sarana(kendaraan) untuk mencapai Mi’roj ruhani guna untuk mencapai kesadaran tertinggi yaitu Ma’rifatullah atau “Kesadaran Tuhan”. Jika seseorang berlatih dan mengaktifkan Kundalininya dari tulang ekor naik tahap demi tahap melewati cakra2 akan menerobos memasuki dimensi “Langit” atau jiwa dalam diri manusia, adapun tahapan perjalanan Mi’roj ruhaninya adalah:
Tujuh Langit Dalam Manusia

MANUSIA adalah bias dalam bentuk kecil untuk kejadian Alam Maya Semesta Raya [Kosmos ] ini atau disebutkan sebagai Alam Kabir [ makrokosmos ] yang berarti alam besar . Sebagai biasan, manusia adalah Alam Saghir [ mikrokosmos ] yang berarti alam kecil . Segala apa yang ada di alam yang kecil juga adalah wujud di alam yang besar.Namun demikian, setiap apa yang ada di alam besar tidak semuanya berada di alam kecil.Melalui alam kecil, dapat dilihat apa yang ada di alam besar sana. [4]

Jika di alam besar ada langit, maka di alam kecil, yaitu di tubuh Manusia ada langit juga yang berjumlah 7 tingkatan langit

1. Langit Pertama: Cakra Dasar
Cakra dasar merupakan pusat energi dari tubuh fisik, kehidupan materi dan keinginan untuk hidup. Dalam Cakra dasar ini terdapat jiwa ammaroh memiliki tujuh sifat yang jelek yaitu: kikir, ambisinya duniawi, hasud (dengki, irihati), sulit menerima kebenaran, selalu melanggar perintah Allah, takabur /sombong dan suka marah yang tidak terkendali.

Ketika Kundalini di aktifkan, maka akan membakar dan membersihkan sifat2 jelek tersebut sampai bersih.

2. Langit Kedua: Cakra Sex
Perjalanan Kundalini berikutnya menuju langit kedua yang berdisi Cakra Sex, dalam konsep kejawen disebut “Baitul Maqdis” (rumah yang disucikan), Pada langit ke dua terdapat Jiwa Aluwamah yaitu jiwa yang mampu memutuskan mana yang baik dan mana yang buruk, ia menyadari bahwa perbuatan melanggar perintah Alllah itu dosa, akan tetapi kadang dilanggarnya, kadang taat, kadang taubat, jiwa yang sering berubah, jiwa yang masih sering terombang-ambingkan antara ketaatan dan kemaksiatan. Dalam jiwa ini terdapat sifat pamer, takabur dan agar dipuji orang lain.

Ketika kundalini di langit ke dua ini, maka semua kecenderungan duniawi, syahwat birahi yang negatif dan sifat-sifat tercela dikikis dan dibakar oleh kundalini dimurnikan kembali menjadi bening, agar ketika melanjutkan perjalanan mi’roj-nya menjadi ringan.

3.Langit Ke Tiga: Cakra Pusar
Perjalanan kundalini berikutnya menuju langit ke Tiga, disini terdapat cakra Pusar Berhubungan dengan aspek mentalitas/moral, kekuatan, spritual, pengendalian energi, prana, intelektual, adaptasi diri, keteraturan, perlindungan, keamanan, keilmiahan, kegembiraan, antusiasme.
Bagi pejalan spritual ketika masuk ke dalam langit ke tiga ini terdapat jiwa Mulhimah yaitu jiwa mempunyai kecenderungan agama yang kuat, suka beribadah dan ingin menjadi orang yang soleh dan taat kepada Allah. Walaupun satu sisi masih suka tersesat dalam godaan nafsunya.

4.Langit Ke Empat: Cakra Jantung
Perjalanan Kundalini berikutnya yaitu menuju langit ke empat, di Cakra Jantung tempatnya di tengah dada, Berhubungan dengan kebijaksanaan jiwa/ spirit, kasih sayang, kesembuhan, keseimbangan, keserasian, rasa untuk menolong/ merawat, kemakmuran, tanggung jawab, kesabaran, kegigihan, rasa sosialisasi, perhatian, kepribadian, pengendalian organ-organ sekitar dada.

Dalam langit ini terdapat Jiwa Mutmainnah, jiwa yang sudah mendapat cahaya dari Allah, sehingga sama sekali sudah bersih dari sifat-sifat buruk. Pemilik jiwa ini mulai masuk awal dalam perjalanan menuju Allah, kedudukannya adalah awal dari kesempurnaan.

Jiwa mutmainnah adalah jiwa yang sudah bisa mengendalikan semua sifat dan nafsu-nafsu yang jelek, orang yang mempunyai jiwa akan mendapatkan ketenangan dan kebahagian selalu, karena hatinya telah dipenuhi iman dan cahaya dari Allah. Dalam faham kejawen orang yang sudah mencapai tahap ini, maka akan dapat melihat sejatinya sendiri atau jiwa mutmainnah, yang berwujud seperti dirinya akan tetapi lebih ganteng/cantik dan bercahaya.

Mereka yang sudah mencapai tahapan jiwa mutmainnah adalah tahapan makrifat kepada Allah dalam tingkatan yang dasar, masih perlu ditingkatkan dan istiqomah lagi agar derajatnya semakin tinggi.

5.Langit Ke lima: Cakra Tenggorokan
Perjalanan mi’roj kundalini berikutnya adalah menuju langit kelima di sini terdapat Cakra Tenggorokan. Berhubungan dengan kehendak jiwa / spirit yang lebih tinggi, kasih sayang pada sesama, kekuatan kata, hasrat untuk komunikasi, komunikasi antar jiwa/makhluk, kedalaman rasa, sensitifitas, intuitif, kesetiaan, kejujuran, rasa persaudaraan, artistic, kemampuan untuk merencanakan sesuatu, pengertian tentang rohani.

Dalam langit ke lima juga terdapat Jiwa Rodhiyah yaitu jiwa kepasrahan total kepada Allah, jiwa seorang muslim yang hakiki, jiwa yang sudah mantab dan yakin serta benar-benar patuh pada Allah, ini adalah jiwa yang menerima dan ridho terhadap kehendak Allah tunduk kepadaNya.
Seorang pejalan spiritual yang telah mencapai tahap jiwa radiyah akan mengalami keadaan fana’ yaitu terlepas dari sifat-sifat manusia pada umumnya, antara lain tanda-tandanya adalah tidak bergantung kepada sesama manusia, hanya kepada Allah-lah semua urusan dikembalikan.

6.Langit Ke Enam: Cakra Ajna
Perjalanan Kundalini berikutnya menuju Langit ke enam, disitu terdapat cakra ajna yang Berhubungan dengan segala bentuk kehidupan, kekuatan/daya mistik, ghaib, indera ke 6, kekuatan penciptaan, kasih sayang surgawi, kharisma, kecintaan akan kebenaran yang luhur, kejernihan pikiran, ketenangan, kekuatan rasa, feeling, intuisi,dan pengetahuan yang mendalam, naluri untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk antar dimensi dan semua hal yang berhubungan dengan hal yang belum dapat diidentifikasi.
Dalam langit ke Enam ini terdapat Jiwa Mardhiyah yaitu jiwa yang diridhoi, jiwa yang dekat dengan sang pencipta. Inilah tahapan ketika jiwa menerima keridhoan Allah dan keridoan itu bersifat timbal balik. Jiwa secara utuh menjadi menyatu dengan kehendak universal Allah. Dengan kehilangan kehendak dirinya sendiri (kehendak manusia) maka jiwa berada dalam kedudukan sifat fana’ fillah, lebur di dalam Allah. Yang dimaksud lebur menyatu ini bukannya manusia dapat bersatu secara kontinyu dengan Allah, akan tetapi menyatunya rasa atau kehendak diri sendiri dengan kehendak Allah, makhluk mengikuti kehendak kholik.

7.Langit Ke Tujuh: Cakra Mahkota
Berikutnya Kundalini menuju langit terakhir yaitu langit ketujuh. Di dalam langit ini terdapat Cakra mahkota yang berhubungan dengan perkembangan kesadaran, sarana masuknya energi alam semesta/kekuatan illahi, hasrat spiritual, keterbukaan terhadap ketuhanan, pencerahan, perluasan terhadap kesadaran, penyatuan terhadap dimensi tingkat tinggi, kepasrahan diri, kepekaan rasa, daya simpati, kedalaman pikiran terhadap keadaan sekeliling.

Inti Kundalini seseorang jika benar-naik naik ke cakra mahkota maka dia menjadi Insan Kamil, manusia sempurna, manusia sejati, mikrokosmos dari alam semesta, yang mencakup segala sesuatu di alam semesta. Jiwa dalam tingkatan ini akan menjadi sempurna jika ia mau kembali menjadi manusia membumi, bisa menempatkan diri seperti kanjeng Nabi saw. kedudukan jiwa ini adalah tingkat kristalisasi dari asma (nama) dan sifat Allah. Sehingga pemilik jiwa ini akan selalu tetap bersama Allah, berjalan bersama Allah dan menuju Allah, dan semua ilmu pengetahuannya langsung diperoleh dari Allah. ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya. Terpelihara dari perbuatan yang tercela. [5]

Proses naiknya Kundalini dari tulang ekor sampai ke cakra mahkota membutuhkan waktu yang panjang, karena banyaknya tumpukan dosa dan karma. Satu kehidupan belum bisa mencapai Makrifat (kesadaran Tinggi) butuh beberapa kehidupan. Karena proses naiknya kundalini ada tiga tahapan:1. Enerji Kundalini, 2. Api Kundalini, 3. Inti Kundalini.

Semoga semua makhluk diberi cahaya oleh Allah.....

Rujukan
[1.] http://www.klikdokter.com/
[2] Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim
[3] Shohih Muslim
[4] Penjelasan alam shogir
[5] Tingkatan Jiwa dalam manusia
 atau di http://abokhomrah.ahlamontada.net/t1196-topic

Sumber : http://on.fb.me/1hfmMRy





Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

0 komentar:

Posting Komentar